Untuk Dorong Pengembangan Ekonomi
di Papua
JAYAPURA-Gubernur Papua, Lukas
Enembe, SIP, MH mengakui jika dirinya terinspirasi oleh peraih Nobel Perdamaian
asal Bangladesh, Prof DR Muhammad Yunus dalam upaya mendorong pengembangan dan
pemberdayaan ekonomi di Papua.
“Saya terinspirasi dengan Prof Dr
Muhammad Yunus, orang Bangladesh, peraih Nobel. Beliau ini seorang anak muda
dari Negara miskin yang dikirim ke Amerika, sekolahnya umur 24 tahun sudah
menjadi doctor ekonomi,” kata Gubernur Lukas Enembe, baru-baru ini.
Gubernur sempat menceritakan
bahwa peraih Nobel asal Bangladesh, sebuah Negara miskin di kawasan Asia itu,
kembali ke negaranya dan mengajar kembali di negerinya, namun teori yang
didapat tidak sesuai dengan realita yang dihadapi masyarakat di negerinya,
terutama melihat mama-mama miskin jualan di sekitar kampusnya mengajar, yang
berjuang untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Dari situlah, lanjut Gubernur,
menjadi cikal bakal lahirnya Grameen Bank, yang sekarang menjadi bank yang
disegani di seluruh dunia. Awalnya, Prof M Yunus menghibahkan semua gajinya
untuk memberikan pinjaman atau kredit kepada mama-mama yang berjualan di sekita
kampus, tanpa agunan.
“Endingnya dari semua yang dia
lakukan, sampai dia bawa mama-mama yang tidak punya pendapatan tetap untuk
berjuang menyekolahkan anak-anak mereka, sampai anak-anaknya sampai di sewa
NASA, menjadi ahli-ahli terkemuka di Jerman dan Inggris,” katanya.
Gubernur menilai bahwa hal itu
sangat luar biasa dalam memajukan ekonomi di Negara itu, sehingga ia sangat
terinsipirasi terhadap Prof M Yunus yang disebut sebagai Bapak Bank Orang
Miskin itu.
“Sungguh saya sangat
terinsipirasi. Kenapa itu mama-mama? Karena mama-mama paling mengerti kebutuhan
di dalam rumah, bukan laki-laki, baik untuk dapur ngepul maupun pendidikan
anak-anak dan lainnya,” ujarnya.
Untuk itu, kata Gubernur, saat
ini pihaknya tengah mengkonsep dari inspirasi tersebut, namun pihaknya kini
juga tengah mempersiapkan data-datanya untuk memberdayakan masyarakat Papua dengan model yang paling bagus.
“Ini bisa dijadikan model untuk
di Papua, tapi kita harus pastikan punya data terlebih dahulu. Jadi, saya pikir
ini inspirasi yang luar biasa, bagi kita
semua, dan program ini sudah dilaksanakan Pemerintahan SBY dalam rangka
menurunkan angka kemiskinan di Indonesia,” jelasnya.
Namun demikian, Gubernur mengajak
masyarakat Papua untuk merubah mindset atau pola pikir dalam upaya mendorong
dan memajukan perekonomian rakyat.
“Ya, kita ingin merubah mindset itu, terutama
pengusaha-pengusaha Papua, jangan berpikir kelola miliaran, tapi keuntungan
masuk berpikir berfoya-foya habis dan tidak ada bekas sama sekali,” tandasnya.
Apalagi, imbuh Gubernur, sejak
tahun 1969 sampai sekarang, tidak ada orang Papua yang menjadi pengusaha top di
Indonesia. Tetapi, yang ada justru dari daerah lain seperti Kalimantan,
Sulawesi, Sumatera dan Jawa, padahal mereka tidak memiliki SDM yang sama
seperti di Papua.
“Tidak ada pengusaha besar, yang
ada disini pengusaha APBD saja, setiap tahun anggaran dia bawa PT bawa tender.
Coba kamu punya tower di Jakarta kha, masak orang Kalimantan punya tower-tower
tinggi di Jakarta saja. Ini kita kaya, disana hanya batu bara, hutan dan rotan,
tapi kita disini lebih dari itu,” imbuhnya. (bat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar